Pola Hidup Sehat Dengan Asupan Makanan Rumah
Mengutip dari Huffingtonpost, seratus tahun lalu, manusia memiliki pola hidup lebih sehat karena hanya mengonsumsi makanan organik, kaya akan sayuran, bebas bahan kimia. Kala itu tidak ada restoran cepat saji, tidak ada junk food, bahkan belum ada makanan beku. Yang ada hanyalah makanan buatan ibu atau nenek, sebagian besar makanan dimasak di rumah. Namun pada era modern seperti saat ini, pengetahuan memasak di rumah lambat laun menghilang.
Berikut ini beberapa fakta yang mengungkap bahwa makan makanan rumah lebih sehat ketimbang makanan di luar.
Baik bagi tumbuh kembang anak
Dokter asal Amerika Mark Hyman, MD dalam tulisan How Eating at Home Can Save Your Life yang dimuat dalam Huffingtonpost, mengatakan penelitian menunjukkan bahwa anak yang terbiasa untuk makan di rumah bersama keluarga, memiliki nilai lebih memuaskan, berhubungan baik dengan orangtuanya, dan jauh dari masalah. Anak-anak ini 42 persen tidak minum minuman keras, 50 persen tidak merokok, dan 66 persen tidak terjerumus narkoba.
Mencegah obesitas
Selain itu, makan di rumah juga mencegah remaja perempuan untuk mengalami bulimia, anoreksia, dan terjebak dalam pil-pil pengurang berat badan. Pada saat yang sama, makan bersama keluarga menurunkan tingkat obesitas saat masa kanak-kanak. Obesitas ini dapat menyebabkan masalah kesehatan yang lebih besar lagi, seperti diabetes, darah tinggi, dan sakit jantung.
Konsumsi kalori lebih terjaga
Orang-orang yang makan makanan rumah terbukti lebih sehat, menurut penelitian Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health. Menurut kepala penelitian, Julia A. Wolfson, MPP, saat Ibu memasak makanan di rumah, mereka akan mengonsumsi lebih sedikit karbohidrat, lebih sedikit gula dan lemak, dibandingkan mereka yang jarang atau tidak pernah masak sama sekali.
Penemuan yang ada di jurnal online Public Health Nutrition juga menunjukkan bahwa makan makanan rumah, setidaknya enam sampai tujuh kali dalam seminggu, mengonsumsi kalori lebih sedikit dibandingkan makan di restoran.
Dapat mengontrol jumlah asupan makanan
Makan di luar memberikan kecenderungan kuantitas makanan yang dikonsumsi lebih banyak. Entah karena memang porsinya yang disamaratakan, atau adanya hidangan pembuka dan penutup. Jika Ibu makan makanan di rumah, makanan yang dimakan bisa sesuai takaran dan menyesuaikan dengan diet yang sedang dijalani demi pola hidup sehat.
Mengerti kualitas bahan makanan
Kita tidak tahu kesegaran daging sapi yang digunakan untuk memasak steak di restoran, atau kualitas minyak yang digunakan untuk menggoreng ikan yang kita pesan. Dengan memasak sendiri, Ibu bisa memastikan bahan-bahan makanan yang digunakan, takaran bumbu yang disajikan, sehingga kesehatan anggota keluarga pun tetap terjamin.
Yuk masak lagi
Kini saatnya Ibu kembali menarik minat anggota keluarga untuk lebih sering makan di rumah. Berikut beberapa tipsnya.
Ganti stok makanan
Buang semua makanan yang mengandung pemanis buatan, bahan pengawet, dan ganti dengan bahan makanan yang segar, organik, dan jauh lebih murah yang bisa Ibu dapatkan di pasar lokal atau tukang sayur.
Belajar masak
Buatlah masakan yang disukai seluruh keluarga. Tidak perlu membuat makanan yang susah ala chef, Ibu bisa meminta resep turun-temurun dari nenek yang bisa menggugah selera.
Mengerti cara menyimpan bahan makanan
Ini penting, karena jika Ibu salah menyimpan bahan makanan segar, bukannya sehat yang didapat, malah bisa meracuni anggota keluarga yang lain.
Dilansir dari web Klikdokter, untuk penyimpanan daging, ikan, dan unggas disarankan menyimpannya dalam wadah tertutup, baru bisa dimasukkan ke dalam freezer. Wadah ini berguna untuk menghindari aroma amis dan kontaminasi. Jika Anda ingin menyimpan susu dalam waktu lama, ada baiknya tempatkan dalam botol kaca. Kemasan karton lebih mendukung pertumbuhan bakteri pada susu. Cucilah buah dan sayur saat akan digunakan, jangan sebelum disimpan di dalam kulkas. Pencucian yang dilakukan sebelum masuk kulkas justru mempercepat pembusukan.
Komentar
Posting Komentar