Bersuara Saat Melakukan Hubungan Seks Bisa Meningkatan Kepuasan Loh!
Manusia dibekali dengan banyak kemampuan agar bisa berkomunikasi dengan baik. Tanpa mengeluarkan kata sekalipun, kita dapat menyampaikan bahasa yang bisa dimengerti oleh lawan bicara. Seperti halnya dengan bersuara saat bercinta, yang merupakan salah satu bentuk komunikasi di atas tempat tidur dan bisa memengaruhi kepuasan seksualitas bagi kedua pihak.
Anehkan Bersuara Saat Berhubungan Seks?
Tentu saja tidak! Setiap orang memiliki prefensi yang sangat berbeda dalam hal seks.
Beberapa orang menyukai seks yang romantis atau pun lembut. Sedangkan yang lain menyukai seks yang jauh lebih aktif dan agresif.
Selama Mums menggunakan praktik seks yang aman dan ada persetujuan dari kedua pihak yang terlibat, maka cara apa pun boleh saja dilakukan.
Salah satu praktik dalam bercinta yang aman, mudah, dan bermanfaat untuk kedua pihak adalah dengan mengeluarkan suara. Tak perlu nyaring, suara pelan pun tetap memberi kontribusi yang besar untuk kepuasan bercinta, lho.
Sebuah survei yang dibuat oleh produsen kontrasepsi asal Australia di tahun 2019, mengungkapkan fakta bahwa 57% responden merasa lebih percaya diri ketika pasangannya “menyuarakan” kenikmatan dengan suara, sementara 42% lainnya merasa lebih percaya diri ketika mereka menjadi pihak yang bersuara ketika bercinta.
Tak hanya meningkatkan kepuasan, bersuara selama sesi intim juga memberikan manfaat lain, seperti:
• Menjadi bahasa isyarat kepada pak suami bahwa Mums menginginkan lebih.
• Layaknya berolahraga, bersuara merupakan pelampiasan yang baik ketika fisik dikerahkan secara maksimal selama bercinta. Sebaliknya jika tidak mengeluarkan suara sama sekali, Mums mungkin secara tidak sadar menahan napas, yang sebenarnya bisa membuat lebih sulit untuk rileks dan terangsang.
• Bersuara saat berhubungan seks bisa menjadi alat yang hebat untuk membantu wanita mendapatkan apa yang diinginkan di tempat tidur. Perlu diakui, tidak selalu mudah untuk menerjemahkan keinginan seksual yang ada di kepala kita menjadi tindakan. Namun dengan bantuan suara yang Mums buat saat bercinta, membantu menyampaikan keinginan Mums pada pasangan. Maka, tak perlu ragu menggunakan suara untuk memberi sinyal kepada pasangan apa yang terasa nikmat.
Latih Suara Seksi Mums dari Sekarang!
Merasa malu untuk mengeluarkan suara saat bercinta? Mums tak harus langsung menguasainya, kok. Pelan-pelan saja, namun teruslah berlatih. Ini Tipsnya :
• Cobalah bereksperimen dengan suara seksi bahkan sebelum Mums merasa "bergairah". Mendesah, mengerang, melenguh, bernapas berat, atau bahkan mengeluarkan kata. Suara apa pun yang terasa seksi bagi Mums, boleh-boleh saja Mums keluarkan. Coba biarkan suara menjadi awal dari pengalaman erotis Mums dan Dads, bukan hanya “aksesori”. Percaya deh, pengalaman bercinta Mums akan “naik kelas” dan terasa berbeda.
• Perhatikan bagaimana penambahan suara seksi Mums saat bercinta memengaruhi pasangan. Ssssttt bocorannya, mendengar suara seksi bisa sangat menggembirakan bagi pasangan seks, lho Ini seperti menyemangati sekaligus menghidupkannya. Selain itu, menandakan Mums menikmati sentuhan yang suami berikan.
• Untuk bisa menikmati seks, setiap orang punya “tombol on” masing-masing. Nah, salah satu caranya adalah dengan mengeluarkan suara seksi. Hal ini serupa seperti ketika bermeditasi. Suara menggumam selama meditasi membuat pikiran lebih tenang dan mampu membuat kita fokus pada meditasi itu sendiri.
• Bersuara saat bercinta ini pun begitu. Suara seksi yang Mums dan pasangan keluarkan akan saling membuat keduanya fokus pada sesi intim dan tidak terinterupsi oleh pikiran lain yang bisa saja mengganggu konsentrasi.
• Masih tak percaya diri untuk bersuara? Kalau begitu, Mums bisa mencoba cara M. Yaitu, ucapkan huruf M dalam keadaan mulut tertutup saat Mums menikmati sentuhan yang suami berikan. Lakukan cara ini dalam suara pelan terlebih dulu, selanjutnya silakan Mums lakukan improvisasi. ;)
Yang penting untuk diingat, bersuaralah namun jangan melakukannya untuk memalsukan kenikmatan. Mengeluarkan suara saat bercinta semestinya menjadi “bahan bakar” bagi Mums dan Dads agar bisa menikmati dan memiliki momen intim yang berkesan. Jadi tak perlu memaksakan untuk bersuara jika Mums tidak menyukai cara ini atau tidak menikmati manuver yang suami lakukan. Kembalikan cara ini ke tujuan awalnya, yaitu untuk berkomunikasi.
Komentar
Posting Komentar