Manfaat Kayu Secang Untuk Kesehatan, Bisa Mengobati Asam Urat
Wedang secang kini mulai diminati masyarakat luas. Pada mulanya, wedang secang adalah minuman favorit raja-raja di keratin Yogyakarta dan Majapahit.
Bahan baku untuk membuat wedang secang adalah kayu secang yang diserut. Secang sendiri berbentuk perdu atau pohon bercabang-cabang yang tingginya bisa sampai 10 meter.
Tumbuhan Secang banyak ditanam sebagai tanaman pagar di Pulau Jawa, yakni pegunungan berbatu pada daerah yang tidak terlalu dingin. Panen dilakukan dengan memotong cabang yang cukup tua.
Cabang pohon secang biasanya dipotong-potong dengan ukuran kurang lebih 10 cm, diambil kulitnya, dicuci, ditiriskan, lalu dijemur. Setelah kering, batang dibelah dan diserut dengan engiba bentuknya menjadi kecil-kecil dan tipis.
Serutan kayu dikeringkan kembali hingga benar-benar kering yang ditandai dengan semakin kerasnya kayu dan mudah dipatahkan. Serutan yang telah kering dilakukan sortasi kering untuk memisahkan bagian-bagian yang rusak atau yang tidak diinginkan dan sisa-sisa kotoran.
Setelah bersih, serutan kayu secang ini dapat dikemas dan siap disimpan atau langsung digunakan. Kayu secang dapat dipanen setelah tanaman berumur 1-2 tahun.
Sejak zaman dahulu, kira-kira abad ke-17, kayu secang dilaporkan sudah menjadi komoditas rempah-rempah yang populer dan banyak dicari.
Kayu secang digunakan oleh masyarakat pada waktu itu sebagai zat pewarna alami dan obat tradisional, seperti menambah stamina, menghangatkan badan, mencegah masuk angin, memberi rasa nyaman pada perut, mengatasi nyeri sendi, diare, hingga radang mata.
Komentar
Posting Komentar